Soal Calon Ketum PPP, Rommy: Sandi Populer, Gus Ipul Cicit Penemu Lambang, Dudung Sudah Gerilya
Ketua Majelis Pertimbangan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Muhammad Romahurmuziy (Rommy), mengungkapkan alasan mengapa nama-nama seperti Sandiaga Uno, Saifullah Yusuf (Gus Ipul), dan Jenderal TNI (Purn) Dudung Abdurachman masuk dalam bursa calon Ketua Umum PPP. Dalam pernyataannya, Rommy menyoroti keunggulan masing-masing figur yang dinilai memiliki potensi untuk memimpin partai berlambang Ka’bah ini.

Dalam program Gaspol yang disiarkan oleh Kompas.com, Rommy menyebutkan bahwa Sandiaga Uno adalah kandidat yang populer dan sudah dikenal luas di kalangan masyarakat, sementara Gus Ipul memiliki hubungan historis yang erat dengan PPP. Adapun Dudung Abdurachman, meskipun jarang disinggung secara langsung, disebut sebagai tokoh yang sudah menunjukkan pergerakan politiknya di lingkup partai.
Sandiaga Uno: Kandidat dengan Popularitas dan Pengalaman
Sandiaga Uno, mantan calon wakil presiden di Pilpres 2019, dianggap sebagai salah satu nama yang paling populer dalam bursa calon Ketum PPP. Menurut Rommy, kehadiran Sandiaga di PPP selama satu setengah tahun terakhir telah memberikan angin segar bagi partai.
“Sandi adalah figur yang sangat familiar di masyarakat. Dengan total 15 juta pengikut di media sosial, serta pengalamannya sebagai pengusaha sukses, ia membawa nilai tambah besar bagi PPP,” kata Rommy. Selain itu, Sandiaga pernah tercantum dalam kartu suara pemilu, sebuah pengalaman yang jarang dimiliki oleh politisi lainnya.
Namun, Rommy juga mengakui bahwa Sandiaga sempat menghadapi tantangan sebagai Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PPP. Salah satu faktor yang diduga memengaruhi kinerjanya adalah posisi strukturalnya yang tidak berada di puncak, yaitu sebagai Ketua Umum. “Banyak tokoh hebat yang sebenarnya bisa bekerja optimal jika berada di posisi puncak,” tambah Rommy.
Gus Ipul: Figur Santri dengan Akar Historis di PPP
Nama lain yang menjadi sorotan adalah Saifullah Yusuf atau Gus Ipul, yang dikenal sebagai cicit dari Kiai Bisri Syansuri, salah satu pendiri Nahdlatul Ulama (NU) sekaligus pencetus lambang PPP. “Gus Ipul itu cicit dari Kiai Bisri Syansuri, yang melakukan istighasah untuk menciptakan lambang PPP, yaitu Ka’bah,” ujar Rommy.
Selain memiliki koneksi historis dengan PPP, Gus Ipul juga memiliki rekam jejak yang mengesankan di organisasi Islam. Ia pernah menjabat sebagai Sekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Ketua GP Ansor, dan kini menjadi Menteri Sosial. Dengan latar belakang tersebut, Gus Ipul dianggap sebagai figur santri yang mampu merepresentasikan wajah ideologis PPP di masa depan.
Potensi Kepemimpinan PPP ke Depan
Dengan mencuatnya nama-nama seperti Sandiaga Uno dan Gus Ipul, pemilihan Ketua Umum PPP semakin menarik untuk diikuti. Sandiaga menawarkan popularitas dan pengalaman di kancah nasional, sementara Gus Ipul membawa nilai historis dan koneksi ideologis yang kuat. Ketiganya dianggap memiliki kapasitas untuk memimpin partai menuju kebangkitan setelah hasil Pemilu 2024 yang kurang memuaskan.
Pemilihan Ketua Umum PPP ini bukan hanya tentang memilih pemimpin baru, tetapi juga menentukan arah masa depan partai. Dengan berbagai tantangan yang dihadapi, PPP memerlukan figur yang mampu menyatukan basis ideologis dan menghadirkan strategi baru untuk memenangkan kepercayaan rakyat.