Marak Fenomena Squeezed Leader di Perusahaan, Bagaimana Mengatasinya?
Marak Fenomena Squeezed Leader di Perusahaan, Bagaimana Mengatasinya? , Bagaimana Mengatasinya? Dalam dunia kerja modern yang terus berkembang , muncul sebuah istilah baru yang menggambarkan tekanan yang dialami oleh para pemimpin menengah di organisasi: pemimpin yang diperas . Istilah ini mengacu pada kondisi di mana para manajer atau pemimpin lini tengah merasakan tekanan dari dua arah—atasan (manajemen puncak) dan bawahan (tim)—yang membuat posisi mereka serba salah dan penuh tekanan.

Marak Fenomena Terjepit Pimpinan di Perusahaan, Bagaimana Mengatasinya?
Squeezed Leader adalah istilah yang menggambarkan posisi seorang pemimpin yang berada di tengah-tengah antara dua tuntutan: target dan harapan dari atasan serta kebutuhan dan tuntutan dari tim di bawahnya. Dalam posisi ini, mereka sering kali menjadi pihak yang harus menyeimbangkan kebijakan perusahaan dengan kenyataan di lapangan, sambil menjaga semangat dan produktivitas tim.
Mereka dituntut untuk memenuhi ekspektasi organisasi, mencapai KPI, menyampaikan visi dari atas, sekaligus mengayomi dan mendampingi tim yang terkadang menghadapi berbagai tantangan. Jika tidak ditangani dengan bijak, tekanan ini dapat membuat seorang pemimpin merasa “terjepit” secara fisik dan mental.
Penyebab Fenomena Pemimpin Terjepit
Ada beberapa faktor yang mendorong munculnya fenomena terjepit pemimpin di perusahaan, antara lain:
-
Tuntutan Kinerja yang Tinggi
Perusahaan sering menetapkan target tinggi tanpa memberikan sumber daya yang memadai, membuat pemimpin lini tengah harus bekerja ekstra keras tanpa dukungan optimal. -
Kekosongan Komunikasi
Minimnya komunikasi antara tingkat manajemen atas dengan pemimpin menengah dapat menyebabkan salah paham dalam implementasi kebijakan atau strategi. -
Kurangnya Otoritas dalam Pengambilan Keputusan
Banyak pemimpin menengah diberi tanggung jawab besar, namun tidak diberi wewenang penuh untuk membuat keputusan strategi yang dibutuhkan tim mereka. -
Harapan Emosional dari Tim
Selain tanggung jawab kerja, para pemimpin juga dituntut untuk menjadi motivator, mentor, bahkan terkadang “terapis” bagi anggota tim mereka.
Baca juga: IHSG ke Zona Merah, Prudential Minta Nasabah Unit-Linked
Dampak Buruk Squeezed Leader
Jika dibiarkan berlarut-larut, kondisi pemimpin yang terjepit dapat menimbulkan dampak negatif baik bagi individu maupun organisasi, di antaranya:
-
Burnout : Kelelahan fisik dan mental yang parah.
-
Turnover Tinggi : Banyak pemimpin meninggalkan perusahaan karena merasa tidak didukung.
-
Penurunan Kinerja Tim : Ketidakstabilan pemimpin dapat menurunkan semangat dan produktivitas tim.
-
Kesalahan dalam Pengambilan Keputusan : Tekanan yang tinggi dapat mendorong objektivitas pemimpin.
Tanda-Tanda Seorang Pemimpin Sedang “Terjepit”
-
Terasa terus-terusan ditekan oleh dua sisi
-
Tidak punya waktu untuk memikirkan strategi karena sibuk “api”
-
Menjadi lebih emosional dan mudah frustrasi
-
Hubungan dengan atasan dan tim mulai renggang
-
Kehilangan semangat dan motivasi kerja
Bagaimana mengatasinya?
Untungnya, fenomena ini bukanlah sesuatu yang tidak bisa diatasi. Berikut beberapa strategi untuk membantu Squeam Leader keluar dari tekanan:
1. Bangun Komunikasi yang Terbuka
Pemimpin harus aktif berdialog dengan atasan untuk menjelaskan situasi di lapangan. Dengan komunikasi yang jujur, pemahaman dua arah dapat terbangun dan tekanan bisa dikurangi.
2. Tim Delegasi dan Pemberdayaan
Jangan semua pekerjaan diambil sendiri. Delegasikan tugas-tugas kepada anggota tim yang kompeten. Ini bukan hanya meringankan beban, tapi juga meningkatkan kepercayaan tim.
3. Tetapkan Batasan yang Sehat
Pemimpin harus tahu kapan harus berkata tidak. Menetapkan batasan waktu, energi, dan tanggung jawab akan membantu menjaga kesehatan mental.
4. Sistem Dukungan Perkuat
Carilah dukungan dari sesama pemimpin atau komunitas profesional. Berbagi pengalaman bisa menjadi terapi dan sumber inspirasi yang bermanfaat.
5. Fokus pada Prioritas
Di tengah banyaknya tuntutan, penting bagi seorang pemimpin untuk mengetahui mana yang penting dan mendesak. Gunakan teknik manajemen waktu seperti Eisenhower Matrix.
6. Pelatihan dan Pembinaan
Perusahaan perlu menyediakan pelatihan manajemen stres, komunikasi efektif, dan pelatihan untuk membantu para pemimpin mengembangkan ketahanan.
Peran Organisasi dalam Mengurangi Squeezed Leader
Organisasi tidak boleh menutup mata terhadap fenomena ini. Manajemen puncak harus:
-
Memberikan kepercayaan dan otonomi lebih kepada pemimpin menengah.
-
Menyebarkan umpan balik budaya dua arah antara manajemen dan tim.
-
Menyediakan program kesehatan mental dan keseimbangan kerja-hidup .
-
Mengurangi manajemen mikro dan mendorong kebijakan yang fleksibel dan adaptif.
Kesimpulan: Jangan Biarkan Pemimpin Anda Tersisih dalam Tekanan
Fenomena yang diperas pemimpin adalah kenyataan yang kini semakin banyak terjadi di lingkungan kerja modern. Mereka adalah penggerak penting yang menjaga roda organisasi tetap berjalan. Jika para pemimpin ini terus dibiarkan terjepit tanpa solusi, maka organisasi akan kehilangan aset penting.
Dengan pendekatan yang tepat, komunikasi yang sehat, dan dukungan dari seluruh lini, para pemimpin dapat bangkit kembali, tumbuh menjadi pemimpin tangguh, dan membawa tim mereka menuju pencapaian yang lebih baik.