Pemerintah Bakal Uji Publik Buku Penulisan Ulang Sejarah Indonesia pada Juni atau Juli 2025
Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek)
menyatakan rencana pelaksanaan uji publik terhadap buku penulisan ulang sejarah Indonesia akan digelar pada Juni atau Juli 2025.
Rencana ini merupakan bagian dari proyek nasional untuk menyusun ulang narasi sejarah Indonesia dengan
lebih inklusif, faktual, dan relevan terhadap konteks masa kini.
Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP), Anindito Aditomo
menyebut bahwa uji publik merupakan tahap penting sebelum buku tersebut digunakan secara resmi di institusi
pendidikan maupun diterbitkan secara luas ke masyarakat.

Pemerintah Bakal Uji Publik Buku Penulisan Ulang Sejarah Indonesia pada Juni atau Juli 2025
Penulisan ulang sejarah Indonesia bukan tanpa alasan. Menurut pihak Kemendikbudristek, sejarah
nasional yang selama ini diajarkan cenderung bersifat tersentralisasi, dominan dari sudut pandang
elite politik tertentu, dan tidak banyak memberikan ruang bagi tokoh lokal, narasi minoritas, serta kontribusi komunitas adat.
Beberapa peristiwa sejarah juga dinilai telah disederhanakan atau bahkan dihilangkan dalam narasi resmi.
Dengan pendekatan baru ini, pemerintah ingin menciptakan versi sejarah yang lebih
kaya dan beragam, tanpa menghapuskan sejarah resmi yang sudah tercatat, melainkan melengkapinya.
Transparansi Melalui Uji Publik
Langkah uji publik yang direncanakan pada pertengahan tahun ini merupakan bentuk komitmen pemerintah
terhadap transparansi dan partisipasi publik. Selama uji publik berlangsung, masyarakat umum
sejarawan, guru, mahasiswa, hingga organisasi masyarakat sipil akan diberikan akses terhadap naskah draf buku sejarah yang telah disusun tim ahli.
Mereka dapat memberikan kritik, saran, serta masukan terhadap konten, akurasi data, hingga gaya penulisan buku tersebut. Semua tanggapan akan ditampung dan dipertimbangkan sebelum buku disahkan untuk digunakan.
“Kami membuka ruang seluas-luasnya bagi masyarakat untuk turut serta menyempurnakan buku sejarah ini,” kata Anindito.
Keterlibatan Tim Sejarawan dan Akademisi
Proyek ini melibatkan tim sejarawan dari berbagai universitas ternama di Indonesia, termasuk Universitas Indonesia
Universitas Gadjah Mada, Universitas Airlangga, hingga Universitas Hasanuddin. Tidak hanya akademisi, para budayawan, antropolog, hingga jurnalis sejarah juga dilibatkan untuk memperkaya isi buku dari berbagai perspektif.
Penulisan ulang ini diharapkan bisa merepresentasikan perjalanan bangsa secara utuh, mulai dari zaman kerajaan, penjajahan, revolusi kemerdekaan, Orde Baru, hingga Reformasi, serta dinamika sosial-politik kontemporer.
Fokus pada Narasi Lokal dan Tokoh Terlupakan
Salah satu fokus utama dalam buku sejarah baru ini adalah penguatan narasi lokal dan pengenalan tokoh-tokoh
yang sebelumnya kurang dikenal publik. Misalnya, peran tokoh perempuan dalam perjuangan kemerdekaan
pemimpin adat dari Indonesia Timur, hingga kontribusi komunitas minoritas dalam pembangunan bangsa.
Langkah ini dilakukan untuk menciptakan sejarah yang lebih adil dan representatif, serta membangun rasa
kebanggaan masyarakat dari berbagai latar belakang terhadap peran leluhur mereka dalam sejarah nasional.
Dukungan dan Kritik dari Masyarakat
Meski banyak yang mendukung, proyek penulisan ulang sejarah ini juga menuai kritik. Sebagian pihak khawatir
bahwa penyusunan narasi baru bisa disusupi kepentingan politik atau interpretasi yang tidak objektif.
Namun, pemerintah menegaskan bahwa seluruh proses penulisan dan uji publik dilakukan secara akademik dan ilmiah, bukan berdasarkan kepentingan jangka pendek.
Sebagai bentuk pengawasan, Kemendikbudristek membentuk panel evaluasi independen yang terdiri dari tokoh masyarakat
akademisi senior, dan perwakilan organisasi guru. Panel ini akan bertugas memverifikasi masukan yang diterima selama uji publik dan menjamin bahwa isi buku tetap berlandaskan fakta sejarah yang dapat dipertanggungjawabkan.
Penggunaan Buku di Sekolah dan Umum
Setelah melalui tahap uji publik dan revisi akhir, buku penulisan ulang sejarah Indonesia ini akan
diperkenalkan secara bertahap di sekolah-sekolah mulai tahun ajaran 2026.
Buku ini akan melengkapi, bukan menggantikan, buku pelajaran sejarah yang ada saat ini.
Selain untuk pendidikan formal, buku tersebut juga akan tersedia secara umum melalui toko buku
perpustakaan daerah, dan versi digital yang bisa diakses publik secara gratis.
Pemerintah berharap buku ini bisa menjadi referensi penting bagi masyarakat luas dalam memahami sejarah bangsanya sendiri dengan cara yang lebih kontekstual dan mendalam.
Baca juga:FTL Gym Menteng Roboh, Manajemen Tutup Sementara
Penutup: Langkah Maju Menyusun Sejarah yang Lebih Inklusif
Rencana pemerintah menggelar uji publik untuk buku penulisan ulang sejarah Indonesia pada Juni atau Juli 2025 merupakan
upaya penting dalam membangun kesadaran sejarah yang lebih inklusif dan berimbang.
Dengan melibatkan berbagai pihak, pemerintah menunjukkan niat untuk tidak menjadikan sejarah sebagai alat propaganda
tetapi sebagai warisan intelektual yang kaya akan perspektif.
Langkah ini diharapkan dapat menciptakan masyarakat yang tidak hanya tahu sejarah, tetapi juga
menghargai keragaman narasi di dalamnya, serta menjadikan sejarah sebagai sumber pembelajaran kolektif untuk masa depan bangsa.