Tokopedia Bakal Pelajari Usulan Label Made in Indonesia untuk Produk Lokal
Dalam upaya meningkatkan daya saing produk dalam negeri, Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza mengusulkan agar platform e-commerce di Indonesia, termasuk Tokopedia, menyertakan label khusus “Made in Indonesia” pada setiap produk lokal yang dijual.

Langkah ini bertujuan untuk:
- Meningkatkan transparansi bagi konsumen yang ingin membeli produk asli Indonesia.
- Mendorong pertumbuhan UMKM lokal, sehingga lebih mudah dikenali di pasar online.
- Menekan dominasi produk impor, yang sering kali lebih murah dan lebih mudah ditemukan di platform e-commerce.
Namun, usulan ini masih dalam tahap kajian. Tokopedia sebagai salah satu pemain e-commerce terbesar di Indonesia menyatakan bahwa mereka belum memiliki kewajiban untuk mengatur seller terkait pelabelan produk.
Tokopedia Bakal Pelajari Usulan Label “Made in Indonesia” untuk Produk Lokal
Menurut Head of Communication Tokopedia & TikTok E-commerce, Aditya Grasio Nelwan, pihaknya masih akan mempelajari usulan tersebut lebih lanjut, karena hingga saat ini, pelabelan produk masih menjadi ranah seller.
“Ini sebenarnya masih akan kita pelajari karena memang selama ini mengenai itu (label) benar-benar di ranah HONDA4D mereka, ada brandingnya atau tidak itu di seller,” ujar Aditya dalam jumpa pers di Bogor, Kamis (6/2/2025).
Hal ini menunjukkan bahwa Tokopedia ingin memahami lebih dalam bagaimana penerapan label “Made in Indonesia” dapat dilakukan secara efektif, mengingat platform e-commerce adalah tempat yang mempertemukan berbagai jenis seller dari dalam dan luar negeri.
Upaya Tokopedia dalam Mendukung Produk Lokal
Meskipun belum menerapkan label “Made in Indonesia”, Tokopedia mengklaim telah menjalankan berbagai inisiatif untuk mendukung pelaku UMKM lokal.
Salah satu upaya yang telah dilakukan adalah Kampanye Beli Lokal, yang pertama kali diluncurkan pada Harbolnas 12.12 tahun 2023. Kampanye ini bertujuan untuk mendongkrak penjualan produk UMKM Indonesia dengan memberikan eksposur lebih besar kepada mereka yang menjual produk asli buatan dalam negeri.
Menurut Aditya, kampanye tersebut mendapat respons positif, menunjukkan bahwa banyak konsumen yang memang lebih memilih produk lokal dibandingkan produk impor.
“Tren dari kampanye itu pun sangat positif dan memang selalu ada audiensnya untuk mereka yang suka produk-produk lokal,” kata Aditya.
Teknologi Tokopedia dalam Membedakan Produk Lokal dan Impor
Selain kampanye, Tokopedia juga telah mengembangkan teknologi berbasis filter otomatis untuk membedakan produk UMKM dengan produk non-UMKM.
Bagaimana cara kerjanya?
- Setiap seller yang baru mendaftar di Tokopedia akan melalui proses verifikasi.
- Jika seller tersebut merupakan pelaku UMKM lokal, maka produk mereka akan secara otomatis masuk ke dalam kategori Kampanye Beli Lokal.
- Sistem ini memastikan bahwa produk-produk lokal memiliki lebih banyak eksposur di platform Tokopedia, membantu meningkatkan daya saing mereka.
Aditya menegaskan bahwa Tokopedia mengirimkan formulir verifikasi kepada seller, sehingga ada proses yang lebih sistematis dalam membedakan produk lokal dan impor.
“Jadi kita memang ada proses verifikasi dari tempat ke seller, kita ngirim ke form seller masing-masing dan baru bisa masuk ke kampanye itu,” jelasnya.
Dampak Label “Made in Indonesia” bagi UMKM
BACA JUGA :Ketika Bukalapak Kini Tutup Lapak Produk Fisik
Jika usulan label “Made in Indonesia” diterapkan, maka dampaknya bisa sangat besar bagi pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM).
1. Meningkatkan Kepercayaan Konsumen terhadap Produk Lokal
Banyak konsumen masih bingung dalam membedakan produk lokal dan produk impor di marketplace. Dengan adanya label khusus, pembeli akan lebih mudah mengenali produk asli buatan Indonesia, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan dan loyalitas pelanggan terhadap merek lokal.
2. Meningkatkan Daya Saing Produk Lokal di Marketplace
Saat ini, persaingan dengan produk impor masih menjadi tantangan besar bagi UMKM Indonesia. Label “Made in Indonesia” dapat memberikan nilai tambah bagi produk lokal, terutama di mata konsumen yang ingin mendukung industri dalam negeri.
3. Mendorong Regulasi yang Lebih Ketat terhadap Produk Impor
Jika label ini diterapkan, bukan tidak mungkin pemerintah juga akan mengatur lebih ketat produk impor yang masuk ke marketplace. Dengan demikian, produk impor yang tidak memiliki legalitas jelas bisa lebih mudah diawasi.
4. Meningkatkan Kesadaran Nasionalisme dalam Konsumsi Produk
Penerapan label ini juga bisa menjadi bagian dari kampanye nasional untuk mendorong masyarakat lebih mencintai produk dalam negeri.
Tantangan dalam Penerapan Label “Made in Indonesia”
Meskipun banyak manfaat yang bisa diperoleh, ada beberapa tantangan yang perlu diperhatikan dalam penerapan label ini.
1. Kesulitan dalam Verifikasi Produk
Membedakan produk lokal dan impor bukanlah hal yang mudah. Banyak seller yang mungkin mencampurkan komponen lokal dan impor dalam produk mereka, sehingga diperlukan standar yang jelas dalam pelabelan.
2. Resistensi dari Marketplace dan Seller
Tidak semua platform e-commerce dan seller akan langsung menyetujui regulasi ini. Beberapa seller mungkin khawatir bahwa labelisasi produk lokal dapat membatasi peluang bisnis mereka, terutama bagi mereka yang menjual produk impor.
3. Biaya Implementasi dan Regulasi Tambahan
Membuat sistem pelabelan tentu membutuhkan biaya tambahan bagi platform e-commerce. Selain itu, pemerintah juga harus menyiapkan regulasi yang jelas agar sistem ini dapat berjalan dengan baik.
Prospek E-Commerce Indonesia ke Depan
Dengan perkembangan pesat industri e-commerce di Indonesia, regulasi yang lebih jelas dan pro-UMKM
sangat diperlukan. Langkah seperti pelabelan produk lokal akan membantu menciptakan ekosistem perdagangan digital yang lebih adil, di mana produk dalam negeri dapat bersaing lebih baik dengan produk luar negeri.
Selain itu, dengan semakin banyaknya kampanye “Beli Produk Lokal”, ke depannya industri e-commerce Indonesia
diharapkan dapat menjadi sarana utama bagi UMKM untuk berkembang lebih cepat.
Tokopedia dan platform e-commerce lainnya memiliki peran besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia, terutama dengan kebijakan yang lebih mendukung produk dalam negeri.
Tokopedia Masih Mempelajari Label “Made in Indonesia”
Jika diterapkan, label “Made in Indonesia” berpotensi meningkatkan daya saing produk lokal, memperjelas
transparansi pasar, dan meningkatkan kesadaran nasionalisme dalam konsumsi produk dalam negeri.
Namun, ada tantangan dalam hal verifikasi produk, resistensi dari marketplace, serta biaya implementasi regulasi tambahan.
Oleh karena itu, diperlukan koordinasi yang baik antara pemerintah, platform e-commerce, dan pelaku UMKM agar kebijakan ini dapat berjalan dengan efektif.
Dengan semakin berkembangnya industri e-commerce di Indonesia, langkah ini bisa menjadi
salah satu cara terbaik untuk membangun ekosistem digital yang lebih inklusif dan mendukung produk dalam negeri.