GOTO Bantah Ada Kesepakatan Merger dengan Grab, Manajemen Sebut hanya Spekulasi
Jakarta – PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) menegaskan bahwa tidak ada kesepakatan dengan pihak manapun terkait rencana transaksi merger. Dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Corporate Secretary GOTO, R. A. Koesoemohadiani, menyatakan bahwa kabar merger yang beredar belakangan ini hanya spekulasi semata.

“Perseroan mencatat, berita yang sama juga beredar dari waktu ke waktu dalam beberapa
tahun terakhir dan berita-berita tersebut adalah berdasarkan spekulasi,” ujar Koesoemohadiani,
dikutip pada Rabu (5/2/2025). Ia juga menegaskan bahwa kabar merger ini tidak berdampak negatif terhadap operasional maupun kelangsungan usaha GOTO.
Laporan Bloomberg dan Spekulasi Valuasi Merger
Sebelumnya, laporan Bloomberg pada Selasa pagi menyebutkan bahwa GOTO dan Grab dikabarkan
tengah mempercepat diskusi merger dengan target kesepakatan pada tahun ini. Laporan tersebut mengklaim bahwa pembicaraan merger semakin intensif dalam beberapa pekan terakhir.
Salah satu opsi yang disebutkan adalah akuisisi seluruh saham GOTO dengan nilai lebih dari Rp 100 per
saham, atau lebih tinggi 14,94 persen dari harga saham GOTO yang berada di angka Rp 87 per saham pada akhir perdagangan Bursa, Selasa. Jika kesepakatan ini terjadi, maka valuasi penggabungan kedua perusahaan diperkirakan mencapai lebih dari 7 miliar dolar AS.
Sejarah Spekulasi Merger GOTO dan Grab
Kabar mengenai merger antara GOTO dan Grab bukanlah hal baru. Isu ini pertama kali mencuat pada
Oktober 2020 dan kembali menjadi perbincangan di awal tahun 2024.
Kedua perusahaan, yang masing-masing terdaftar di Nasdaq (Grab) dan Bursa Efek Indonesia (GOTO), telah beberapa kali dikaitkan dengan potensi merger karena adanya tumpang tindih substansial dalam bisnis mereka.
Menurut para analis, penggabungan GOTO dan Grab dianggap sebagai langkah yang tak terelakkan, mengingat persaingan ketat di sektor transportasi online dan layanan pengiriman makanan di Asia Tenggara. Selain itu, merger ini juga diharapkan dapat memperkuat ambisi kedua perusahaan dalam industri financial technology (fintech), serta membantu mengatasi kerugian operasional akibat persaingan sengit.
Merger ini juga dinilai sebagai strategi untuk menghadapi pesaing global yang lebih besar, seperti Uber Technologies Inc.
Sebagai informasi, baik GOTO maupun Grab didukung oleh raksasa investasi asal Jepang, SoftBank Group Corp.
Meskipun laporan Bloomberg menyebutkan adanya diskusi merger yang semakin intensif, pihak
GOTO telah membantah rumor tersebut dan menegaskan bahwa kabar tersebut hanya spekulasi. Hingga saat ini, belum ada kepastian terkait kemungkinan penggabungan kedua perusahaan.
Dengan spekulasi merger yang terus beredar, pasar dan investor masih menunggu kepastian
langkah strategis yang akan diambil oleh GOTO dan Grab di masa mendatang. Apakah merger ini benar-benar akan terjadi atau tetap menjadi sekadar spekulasi? Waktu yang akan menjawab.