Erick Thohir Jadi Menpora, Bagaimana Posisinya di PSSI?

Pada 17 September 2025, Presiden Joko Widodo melantik Erick Thohir sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) menggantikan Dito Ariotedjo. Pelantikan ini menarik perhatian publik karena Erick sebelumnya sudah memegang jabatan strategis sebagai Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). Dengan rangkap jabatan tersebut, muncul perdebatan mengenai efektivitas dan potensi konflik kepentingan yang mungkin terjadi.

Erick Thohir Jadi Menpora, Bagaimana Posisinya di PSSI?

Erick Thohir bukan sosok asing di dunia olahraga. Ia dikenal sebagai pengusaha yang pernah memiliki saham di klub sepak bola Inter Milan, klub NBA Philadelphia 76ers, hingga klub sepak bola DC United. Di Indonesia, Erick semakin menonjol setelah terpilih sebagai Ketua Umum PSSI pada tahun 2023. Di bawah kepemimpinannya, PSSI melakukan sejumlah reformasi, termasuk pembenahan manajemen kompetisi dan peningkatan kerja sama internasional.

Desakan untuk Mundur dari PSSI

Seiring dengan jabatan barunya sebagai Menpora, sejumlah pihak mendesak Erick Thohir untuk mundur dari kursi Ketua Umum PSSI. Alasannya jelas: potensi konflik kepentingan. Sebagai Menpora, Erick memiliki kewenangan dalam kebijakan publik dan pengelolaan anggaran negara untuk sektor olahraga. Sementara sebagai Ketua Umum PSSI, ia memimpin organisasi olahraga yang sering bersinggungan langsung dengan kebijakan pemerintah.

Sikap Erick Thohir Terkait Rangkap Jabatan

Menanggapi desakan mundur, Erick Thohir menyatakan bahwa dirinya akan menunggu arahan dari FIFA. Menurutnya, FIFA sebagai induk organisasi sepak bola dunia memiliki aturan dan standar yang harus dihormati. Jika FIFA menyatakan rangkap jabatan ini bermasalah, ia siap menyesuaikan diri. Namun, hingga saat ini Erick belum memberikan keputusan final mengenai masa depannya di PSSI.

Pandangan DPR dan Statuta PSSI

Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, menegaskan bahwa statuta PSSI tidak secara eksplisit melarang rangkap jabatan antara Ketua Umum PSSI dan posisi menteri. Namun, ia mengingatkan pentingnya menjaga integritas dan menghindari konflik kepentingan. Menurutnya, transparansi serta kejelasan batas kewenangan menjadi hal krusial agar publik tetap percaya pada kepemimpinan Erick, baik di Kemenpora maupun PSSI.

Potensi Konflik Kepentingan

Kekhawatiran utama publik adalah potensi terjadinya konflik kepentingan. Menpora berwenang dalam mengatur alokasi anggaran untuk program olahraga nasional, termasuk sepak bola. Jika orang yang sama juga menjabat sebagai Ketua Umum PSSI, muncul pertanyaan apakah keputusan kebijakan bisa benar-benar objektif. Situasi ini membuat publik menunggu sikap tegas Erick Thohir, apakah akan memilih tetap fokus di PSSI atau menjalankan amanah sebagai Menpora sepenuhnya.

Dampak Terhadap Sepak Bola Indonesia

Apapun keputusan Erick, langkah ini akan berdampak besar bagi sepak bola Indonesia. Jika ia tetap memimpin PSSI sekaligus menjadi Menpora, Erick bisa lebih mudah menyinergikan kebijakan antara pemerintah dan federasi. Namun, risiko sorotan negatif dan kritik publik juga akan semakin besar. Sebaliknya, jika ia memilih mundur dari PSSI, tantangannya adalah mencari figur pengganti yang memiliki kapasitas setara untuk melanjutkan program reformasi.

Harapan Publik dan Dunia Olahraga

Banyak pihak berharap Erick Thohir dapat mengambil keputusan yang bijak. Publik menaruh harapan besar padanya untuk membawa perubahan positif, baik di Kemenpora maupun di PSSI. Dunia olahraga Indonesia saat ini membutuhkan kepemimpinan yang solid, transparan, dan berintegritas. Oleh karena itu, kejelasan sikap Erick akan sangat menentukan arah pembinaan olahraga nasional ke depan.

Menanti Sikap FIFA

Keputusan akhir mengenai rangkap jabatan Erick Thohir kemungkinan besar akan menunggu respons resmi dari FIFA. Sebagai organisasi induk, FIFA memiliki aturan ketat terkait independensi federasi sepak bola dari intervensi pemerintah. Jika FIFA menilai tidak ada pelanggaran, Erick bisa melanjutkan perannya di dua posisi tersebut. Namun, jika dianggap melanggar prinsip dasar, Erick mau tidak mau harus memilih salah satu jabatan.

Kesimpulan

Erick Thohir kini memegang posisi strategis ganda sebagai Menpora dan Ketua Umum PSSI. Meski statuta PSSI tidak melarang secara eksplisit, polemik tetap muncul karena potensi konflik kepentingan. Sikap Erick yang menunggu keputusan FIFA menunjukkan kehati-hatian dalam mengambil langkah. Publik kini menanti keputusan besar yang akan memengaruhi masa depan olahraga Indonesia, khususnya sepak bola yang menjadi perhatian utama masyarakat.

Baca juga:Prabowo Beri Pangkat Jenderal Kehormatan untuk Djamari Chaniago dan Ahmad Dofiri

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Exit mobile version